Minggu, 29 September 2013

Profil Perenang Triady Fauzi Sidiq: Pecahkan Rekornas 12 Tahun


Profil Perenang Triady Fauzi Sidiq
Pecahkan Rekornas 12 Tahun

Palembang:- 
Perjuangan Triady Fauzi Sidiq tidak sia-sia. Pada ajang Islamic Solidarity Games (ISG) ke-3 di Palembang, Triady mampu membayar semua perjuangannya dengan pecahnya rekor nasional 100 meter gaya bebas milik legenda renang Indonesia Richard Sam Bera yang telah bertahan 12 tahun.
Aji begitu panggilan akrabnya mencatat waktu 50.42 detik di nomor estafet 4x100 meter gaya bebas di Stadion Aquatik Jakabaring, Palembang, Kamis lalu. Sedangkan rekor yang telah dipegang Richard yaitu 50.80 detik.
“Saya sudah lama menargetkan bisa mecahin rekor Richard di 100 meter gaya bebas. Akhirnya kemarin kesampaian juga,” kata Aji ketika dijumpai di Wisma Atlet, Palembang tempatnya menginap selama ISG.

Tidak hanya memecahkan rekor Richard idolanya, di ISG Triady juga memecahkan rekor 50 meter gaya bebas atas rekor Omar Suryaatmaja di Jakarta pada Desember 2009 lalu. Dan rekornya sendiri pada nomor 200 meter kupu-kupu di Kejuaraan Renang Singapura, Juni 2011.
Di nomor 50 meter gaya bebas, Triady mencatatkan waktu 22,88 detik sedangkan Omar waktu itu mencatat 22,97 detik. Sedangkan 200 meter kupu-kupu Aji membukukan catatan waktu 1 menit 59,66 detik mempertajam catatan di Singapura 2 menit 0,19 detik.
Meskipun pada akhirnya, medali perak di nomor 50 meter gaya bebas tersebut harus dikembalikan ke panitia karena adanya klausul pembatasan jumlah nomor lomba yang boleh diikuti oleh setiap atlet yang turun di cabang renang. Padahal sebelumnya peraturan ini tidak pernah disosialisasikan sampai terjadi protes dari kontingen Mesir.
“Tetapi rekor saya tetap diakui. Sepertinya ini menjadi kado ultah saya yang ke-23,” ujar Aji yang baru berulang tahun 29 September kemarin.
Aji kecil dilahirkan dari keluarga sederhana di Cimahi, Jawa Barat. Sejak menginjak taman kanak-kanak (TK), dia sudah dilatih oleh ayahnya berenang di kolam samping rumahnya.
“Ayah dulunya bekerja sebagai pelatih di kolam renang jadinya saya sekalian diajari,” ujar Aji mengenang.
Setelah bisa mempraktekkan berbagai gaya, Aji kemudian dimasukkan ayahnya ke klub renang Tirma Marta di Cimahi. Melihat bakat yang dimiliki si anak yang terus berkembang, Aji kemudian bergabung ke Klub Aquarius di Bandung.
Dari sinilah, medali pertama Aji lahir. Dia berhasil meraih medali perak di kelas estafet dan medali perunggu di kelas 400 gaya kupu-kupu pada ajang PON Kaltim 2008.
Kemudian berbagai medali telah dia torehkan di berbagai ajang dunia seperti dua medali perak dan satu perunggu di 4th Asian Indoor & Martial Arts Games di Incheon, Korea, Minggu, 30 Juni tahun ini dengan catatan waktu 22.30 detik di nomor andalannya, 50 meter gaya bebas putra. Lalu dua medali emas dan tiga perak di Hongkong Open pada Agustus lalu.
“Medali lainnya saya lupa mas karena sudah terlalu banyak,” ujar Aji polos.
Perenang yang kini juga sedang menempuh semester 6 di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan Cimahi mengatakan targetnya ke depan adalah bisa meraih medali emas pada ajang Sea Games Desember nanti.
“Saya pinginnya bisa meraih emas di nomor 50 meter dan 100 meter gaya bebas karena Sea Games 2011 kemarin belum kesampaian,” kata dia.
Pada Seagames 2011 di Palembang, Triady hanya meraih perak di nomor 50 meter gaya bebas dan perunggu di nomor 100 meter gaya bebas.
Sebagai seorang atlet profesional, Aji pun mengungkapkan bahwa kini pemerintah tidak terlalu serius memperhatikan mereka seperti urusan uang saku, perlengkapan, dan fasilitas lainnya.
“Sebenarnya saya tidak terlalu berharap karena ayah selalu berpesan uang berapa pun tidak akan pernah cukup. Tetapi tergantung bagaimana kita mengelolanya,” ujar Aji.
Ke depan, Aji pun mempunyai impian bisa tampil di ajang Olimpiade dan bisa membawa nama harum nama bangsa di mata dunia. “Semoga ke depan saya bisa mewujudkan mimpi-mimpi saya itu,” ujar Aji yang mengidolakan perenang dunia Rafael Munoz.
Setelah menjadi atlet, Aji pun hanya bercita-cita ingin membangun bisnis keluarganya di bidang makanan. “Saya belum kepikiran untuk menjadi pelatih renang nantinya. Yang penting sekarang saya bisa mewujudkan mimpi,” kata Aji mengakhiri wawancara.(ansyor)